Wednesday, February 20, 2013

Auratmu, Aib Yang Wajib Ditutup


Kewajiban menutup aurat bagi lelaki dan wanita telah disepakati kewajibannya oleh para ulama. 
Mari kita telusuri tentang dalil kewajiban menutup aurat bagi wanita.
Dalil 1: Wajib Bertudung (Khimar) atau Menutupkan Kain Meliputi Kawasan Dada
Firman Allah SWT :              
"Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau hamba-hamba yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan lelaki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." (Surah al-Nur : 31)


Dalil 2: Tutuplah Kecuali Muka dan Tapak Tangan
Hendaklah pakaiannya itu menutup seluruh tubuhnya sehingga tidak terlihat oleh orang lain kecuali wajah dan telapak tangan, sebagaimana pentafsiran Ibnu Abbas yang diiktiraf oleh Rasulullah SAW sebagai pakar tafsir, merujuk firman Allah SWT,
Artinya : "Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya." (Surah al-Nur : 31).
Al-Qurthubi dalam mentafsirkan ayat di atas mengatakan bahwa 'yang biasa nampak daripadanya' adalah wajah dan kedua-dua telapak tangan sebagaimana kebiasaan rutin maupun ibadah seperti solat dan haji. Walau bagaimanapun apabila dikhawatirkan terjadi fitnah karena wajah wanita yang terlalu cantik maka lebih baik untuknya mengenakan purdah.

Dalil 3: Wajib Memakai Baju Longgar (Jilbab) yang Menutupi Seluruh Tubuh
Firman Allah SWT bermaksud: "Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang beriman, hendaklah mereka melabuhkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal supaya mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Surah al-Ahzab: 59).
Berkenaan isu yang mengatakan seorang wanita tidak boleh memakai pakaian sambung (yaitu ada atas dan ada bawah seperti baju kurung) dan mereka hanya diharuskan memakai pakaian terusan (seperti jubah), sebenarnya tiada dalil yang mengatakan sedemikian selagi mana kedua-dua pakaian tersebut memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan syariat terhadap pakaian 'takwa' seorang muslimah. Terpulang kepada mereka menentukan fesyen selagi mana kod fesyen itu masih mengikuti syarat-syarat syariah.

Dalil 4: Kisah Asma' Binti Abu Bakr Dilarang Memakai Pakaian Tipis
Diriwayatkan oleh Abu Daud daripada Aisyah r.ha. bahwa Asma' binti Abu Bakar pernah mendatangi rumah Nabi SAW (baginda merupakan adik ipar Asma') dengan mengenakan pakaian tipis yang menampakkan tubuhnya. Lalu Nabi SAW berpaling daripadanya dan berkata,
"Wahai Asma', sesungguhnya seorang wanita yang telah haid tidak dibolehkan menampakkan sebagian daripada (tubuh) nya kecuali ini dan ini."
Baginda SAW memberikan isyarat kepada wajah dan kedua telapak tangan. Hadist di atas banyak dikuatkan oleh berbagai hadist sahih lainnya.
Rasulullah SAW telah mengenali Asma' r.ha sebagai wanita baik tetapi baginda tetap memerintahkannya mengenakan pakaian menutup aurat di hadapan bukan mahram (lelaki yang tidak halal baginya) karena ia perintah Allah yang tetap dan tidak berubah kecuali dalam keadaan darurat. Begitu juga tentang isteri Usamah bin Zaid.

Dalil 5: Larangan Memakai Pakaian Berbayang atau Nipis
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad bahwa Nabi SAW menghadiahkan Usamah bin Zaid sehelai pakaian (yang berasal) dari Mesir. Lalu Usamah memberikannya kepada isterinya dan Nabi SAW berkata kepadanya, "Perintahkan isterimu untuk mengenakan pakaian dalam pada bagian bawahnya. Sesungguhnya aku mengkhawatirkan nampak bentuk-bentuk tulangnya."
Pakaian yang dimaksudkan Nabi hendaklah tidak mengundang fitnah, seperti tidak tipis sehingga menampakkan bayangan tubuhnya atau tidak pula ketat sehingga membentuk lekuk, alur dan lurah pada bagian tubuhnya.

Sumber: Iluvislam

2 comments:

sri wijayanti said...

Subhanallah..
semoga bermanfaat bagi pembaca lainnya.
semangat!
keep hamasah! :D

Muslimedica said...

barokallaahu fyk

Post a Comment