Monday, March 21, 2016

Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillah sahabat surga diminggu ini kami akan membahas tentang...........



 "CINTA" dan "JODOH"

Waaaaaaaaaahhhhhhh, pasti langsung pada antusias yaa hehe kira-kira kisah cinta siapa yang akan diungkap? Dan ada teladan apa yang bisa diambil dari kisah cintanya? Cluenya kisah cinta ini adalah kisah cinta segitiga antara aku, kau dan dia? walaaah memang ada toh kisah cinta kekinian yang seperti itu pada saat masa Rasulullah? Daripada bingung kita simak yuu kisahnya.

Kisah ini datang dari sahabat Rasulullah bernama Salman Al-Farizi, namanya sudah tidak asing lagi dikuping karena beliau adalah orang yang mempunyai andil dibalik pembuatan parit di kota Madinah pada saat perang Khandaq beliau juga mendapat julukan Sang Pencari Kebenaran karena beliau pergi jauh-jauh dari Persia hanya untuk mengetahui akan kebenaran islam.

Alkisah, Salman Al Farisi sudah waktunya menikah. Hatinya tertambat pada seorang wanita Anshar yang di kenalnya sebagai wanita shalihah. Rasa cinta itu tentu saja hendak ia bawa dalam pernikahan, bukan hubungan yang lain. Maka, Berangkatlah salman ke rumah wanita pujaan hatinya bersama Abu Darda'. teman sekaligus saudaranya.
"Saya adalah Abu Darda', dan ini adalah saudara saya Salman seorang keturunan persia. Allah telah memuliakannya dengan Islam dan dia juga telah memuliakan Islam dengan amal dan Jihadnya. Dia memiliki kedudukan yang utama di sisi Rasulullah hingga menyebutnya sebagai ahli bait-nya Saya datang untuk mewakili saudara saya  ini melamar putri Anda untuk dipersuntingnya," jelas Abu Darda' dihadapan keluarga sang wanita.
"Adalah kehormatan bagi kami menerima sahabat-sahabat Rasulullah SAW," Ucap tuan rumah setelah beberapa lama, "Dan adalah kehormatan bagi keluarga ini bermenantukan seorang sahabat Rasulullah SAW yang utama. Akan tetapi hak jawab ini sepenuhnya saya serahkan pada putri kami."
Abu Darda' dan Salman menunggu dengan berdebar-debar. Tak lama kemudian sang ibu muncul kembali setelah berbincang dengan putrinya.
"Maafkan kami atas keterusterangan ini," kata sang ibu yang bicara mewakili putrinya. "Dengan mengharap Ridha Allah, saya menjawab bahwa putri kami menolak pinangan Salman. Namun jika Abu Darda' juga memiliki maksud yang sama, maka putri kami bersedia."
Jawaban tuan rumah tak terduga. Dapat dibayangkan bagai mana perasaan Salman kala itu. Lamarannya ditolak dan nyata-nyata wanita pujaannya memilih saudaranya sendiri. Sedih, malu, marah, kecewa, sakit hati, dan entah apa lagi. Namun, Salman jauh lebih mulia daripada rasa itu. Ia mengendalikan cinta, dan bukan menjadi budaknya. Akal sehatnya bergerak cepat untuk menerima dengan legawa setiap titik Qadarallah.
"Allahu Akbar!" Seru Salman, "Semua mahar dan harta yang aku persiapkan hari ini akan aku serahkan pada Abu Darda', dan aku akan menjadi saksi pernikahan kalian!" Betapa luasnya samudra hati Salman Al-Farisi. Kegagalan sama sekali tak membuatnya jatuh, apalagi terpuruk.
 
Subhanallah, sahabat yang luar biasa. Adakah diantara kita yang sekarang seperti itu? Kebiasaan zaman sekarang apabila tidak mendapatkan apa yang ia inginkan maka ia akan memaksakan kehendaknya padahal ia tidak menyadari bahwa Allah sudah menyiapkan gantinya yang lebih baik.

Mengutip dan ingin berbagi sedikit dari buku Mas Ahmad Rifa'i Rif'an yang berjudul "Ya Allah, Dia Bukan Jodohku (Ketika Mencintai Tak Bisa Menikahi)"

..Allah yang berulang-ulang memerintahkan kita untuk mensyukuri semua karunia-Nya. Percayalah, segala peristiwa yang terjadi dialam semesta adalah pemberian-Nya yang luar biasa. Kita menyebutnya musibah dan masalah karena melihat dari sudut pandang kita. Kita tak tahu bahwa yang kita sebut musibah itu adalah cara Tuhan menyelamatkan kita dari musibah yang lebih besar lagi.

Ketika kita dijauhkan dari sesuatu, yang hendak terpikir, "Berarti dia bukan yang terbaik untukku". Selesai. Keputusan Allah adalah yang terbaik bagi hamba-Nya.  Maka, bersyukurlah. Allah akan memberikan pengganti yang jauh lebih baik sebagai balasan atas syukur kita...

Tak semua masalah menjadi akhir segalanya. Terkadang yang kita sebut masalah justru akan kita syukuri dikemudian hari ketika baru menyadari ternyata ia adalah karunia.Tak semua yang jatuh berarti keburukan. Ketika banyak yang mengeluh dengan turunnya masalah hidup, ternyata banyak orang ditempat lain yang memandangnya dari sudut pandang yang positif sehingga bisa mensyukurinya.

Sungguh bijak ketika Ibn Al-Jauzi dalam kitab fenomenalnya, Shaid Al-Khatir, memberi nasihat, "Teliti ulang apa yang kau minta; apakah ia demi kebaikan agamamu atau hanya semata hanya untuk kesenangan hawa nafsumu? Jika hanya untuk hawa nafsumu, ketahuilah, salah satu bentuk kasih sayang Allah dan rahmat-Nya kepadamu adalah tidak mengabulkannya. Engkau yang memaksa pengabulan do'a sama seperti anak kecil yang merengek meminta sesuatu yang membahayakan  tetapi tidak dituruti karena rasa sayang kepadanya."

Masyaa Allah,

Teringat satu lagi kata mutiara dari TA'LIM ALIF FIKOM UMB dimana dalam video dakwahnya "Pesan Untuk Muslimah" disebutkan bahwa satu-satunya jodoh yang kekal untuk kita semua adalah kematian. Kita tidak tahu mana yang datang terlebih dahulu jodohkah? atau kematiankah?

So, sahabat surgaku mari terus memantaskan diri jika kita ingin mendapatkan hatinya maka kuasailah Sang Pemilik Hatinya. Allat SWT.

Sumber  :
1. http://www.ikhwancut.com/2015/05/kisah-cinta-salman-al-farisi.html
2. https://biografi-tokoh-ternama.blogspot.co.id/2014/07/kisah-salman-al-farisi.html
3. http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/13/11/11/mw2l18-kisah-cinta-salman-alfarisi
4. Ya Allah, Dia BUKAN Jodohku (Ketika Mencintai Tak Bisa Menikahi). Ahmad Rifa'i Rif'an. Mizania. 2015
5. https://www.youtube.com/watch?v=GDqp9xYBl3o

0 comments:

Post a Comment